.....W E L C O M E TO M Y B L O G....

Selasa, 19 Juli 2011

PENGHILANG SEJENAK KECEWA DAN PATAH HATI

































AKU dan MY HONEY....SANGGUPKAH??

RASANYA AKU TAK AKAN SANGGUP TANPAMU DISISIKU



Jangan pernah pergi, itu yang ingin AKU katakan.
Jangan pernah tinggalkan AKU, itu yang ingin AKU sampaikan.
Semuanya tersimpan di dalam hati AKU sini.
MY HONEY takkan pernah dapat mengerti itu, tapi ini memang telah AKU rasakan. MY HONEY sudah ada jauh di dalam sini, AKU tidak rela melepasnya.
Meskipun MY HONEY jauh di sana dan AKU tak bisa melihat MY HONEY
Jangan tanya mengapa AKU merasakannya.
Jangan tanya, karena AKU tidak tahu.
AKU hanya bisa merasakan, AKU tak bisa tanpamu MY HONEY

MY HONEY memang ada sejak dulu di hati AKU, dan MY HONEY hadir di hati AKU secara nyata.
Mengubah segalanya menjadi indah dengan seketika.
AKU nyaman bila denganmu MY HONEY, AKU merasakan itu. Merasakannya…

MY HONEY selalu hadir di tiap malam AKU tidur, jadi sebuah mimpi yang tersusun dengan indah.
AKU tak tahu. MY HONEY,engkau selalu tampak dibenak AKU, di setiap saat. Apa AKU juga ada dibenak MY HONEY di setiap saat ?
AKU tak tahu.
Yang perlu tahu, yang AKU perlu tahu .. MY HONEY ada di sini, jauh di relung hati AKU

Jangan sakiti hati ini, hati ini akan cepat rapuh.
Rasa ini beda, beda.
AKu sangat takut .. takut kehilangan MY HONEY.
AKU tak akan sanggup tanpamu MY HONEY

Puisi Hati yang Terluka

HATI KU YANG SANGAT TERLUKA

sedih…..
saat yang terkasih tak ada disini
melewati hari yang selalu sunyi

riak hujan jadi saksi bisu
akan sepinya hidupku
hampanya hatiku
rapuhnya jiwaku
cahaya mentaripun takkan mampu tembus gelapnya relung batinku…

perih….
saat yang diimpikan tak jadi nyata
melawan rasa sesak yang s’makin memuncak
tak ada hati
tak ada cinta

mungkin ini sudah takdirnya
menapaki jalan hatimu yang s’makin berkelok tak tentu arah
mengarungi arus cintamu yang begitu terjal diantara bebatuan

mungkin memang ini yang kau mau
membuatku terbunuh akan cintamu
hingga lubang hitam di hatiku semakin dalam

hatiku berdarah!
merah dimana-mana
tapi tak kurasakan lagi perihnya
hanya sedikit ngilu yang tak pernah hilang…

Senin, 18 Juli 2011

PUISI DERITA CINTA....

DERITA CINTAKU



Disini aku pernah bersamamu...

Disini kita pernah bersama...

Lalui hari ukir cerita dan cinta...

Ku coba mengerti kesedihanmu...

Ku coba mengerti kebahagian yang kau impikan...

Jadikan derita pengikat rasa...

Jadikan ceria pelipur rasa...

Tumbuhkan kepercayaan diri bahwa kau milikku...

Yakinkan semangat bahwa tak akan kehilanganmu lagi...

Bahwa kau adalah milikku..

Tak akan pernah hilang dan lepas...

Tak akan pernah pergi....

Mencintai mu dalam kesetiaan...

Menghormati mu dalam kasih sayang....

Menyayangi mu dalam pengertian....

Karena kita saling tau...

Rasa kasih itu ada antara kita...

Derita yang bisa di selesaikan dan di mengerti...

Tapi kini hilang musnah dalam sekejap..

Rasa itu pergi bersama asa ku...

Cinta itu berubah menjadi derita....

Adakah pelangi yang kau sisakan untukku?
Ketika dirimu tak jua menghampiri?
Jiwaku meregang sudah...
Segala harap dan sinta mulai musnah...

Wahai burung,dengarkanlah jeritan hati ini...
Wahai ombak,berhentilah sejenak dengarkanlah gemuruh yang menyesak di dada...
Wahai Angin,dengarlah desisan hatiku yang merana ini....


kuingin kau dengar
tangisan hatiku
kuingin kau rasakan
rintihan rinduku
bathinku menangis
teramat pilu
mengingat kenangan masa lalu
saat masih bersamamu
saat kau ada disisiku
benakku berkata
dengarkan pintaku
jiwaku meratap
wujudkan mimpiku

MUTIARA of MOTHER TERESA

Just For You My Sweet Honey

THIS SONG IS FOR YOU..AND IT SHOW WHAT MY HEART ON 18 JULI 2011













My Heart Will Go On

Special Song for Me and You My Sweet Heart

TRAGEDI-KU 18 JULI 2011

Dear Blogger...

Salam Jumpa kembali para Blogger dan pembaca My Blog...

TRAGEDIKU 18 JULI 2011

Hari ini 18 juli 2011 sebuah tragedi besar menimpa diriku..Keluar dari pekerjaan!! ini bukan hal yang sangat merisaukan karena sudah ada back up untuk itu...Tetapi yang sangat tragis dan sangat menyedihkan adalah PUTUSNYA / KATA PUTUS dari My Sweet Honey...Aku ga tau apakah ini berlaku sesaat atau selamanya...Oh ya Tuhan...Mengapa ini harus terjadi??? Mengapa??? apakah sudah tidak ada rasa itu lagi??? apakah sudah tidak bisa lagi di perbaiki??? apakah aku harus kehilangan lagi orang yang sangat kusayangi???15 tahun lebih aku cari,tp hanya 15 bulan aku bisa pertahankan... Ga tau...Ga tau...sedih hati inisemoga ini hanya sesaat...

Banyak hal telah kita alami bersama, banyak hal kita lakuin bersama,semua tempat sudah kita datangi,banyak kesukaran kita lalui bersama,kenangan pahit pun banyak (My Honey kmu tau yg aku maksud) dan masih banyak lagi yang kita lalui bersama....Apakah ini bisa hilang dalam sekejap??? Jujur aku ga akan mampu dan ga akan bisa hapus meskipun dalam hitungan tahun ataupun abad.

Harus bagaimana lagi aku berusaha??? Kiamat dunia ini bagi ku...meskipun aku masih ada beban yang harus aku perhatikan dan jaga,tapi My Honey engkau segalanya bagiku....

Aku tau detail tentang diri dan sifat mu,juga sebaliknya....Jadi aku berharap masih ada kesempatan dan waktu lagi thuk bisa bersama....Semoga ini terjadi sesaat karena masalah beban yang melibatkan My Honey...

Udahlah..ga tau lagi harus bagaimana...
Abis sudah atau masih ada kelanjutan...
Bingung...sedih..kecewa...sakit rasa hati ini...

Ah..ah..ah...ga tau lagi bagaiman mengungkap dan bercerita lagi...
Udahlah...udahlah....

HUKUM AKU...MARAHI AKU...TAPI JANGAN KAU LAKUKAN INI...
PLEASE...PLEASE...
Arrrgggghhhh....

Makna Jumat Agung

Dalam bulan Maret

, banyak umat Kristiani (Kristen dan Katolik) mempersiapkan diri memasuki Jumat Agung pada tanggal 22 April 2011. Ada yang berpuasa, ada juga yang melakukan meditasi, maupun mendengarkan kotbah-kotbah yang bertemakan kesengsaraan dan kematian Kristus. Namun, apabila setiap umat kristiani berhenti sejenak dari perenungannya dan merefleksikan perenungannya, maka akan muncul sebuah pertanyaan, “Dimanakah letak keagungan hari Jumat Agung?”

Dalam budaya barat, untuk menyebut Jumat Agung digunakan istilah ”Good Friday.” Jika menilik pengertian kata “agung” yang berarti besar, mulia, luhur, dan kata “keagungan” yang berarti kemuliaan, kebesaran (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990), rasanya sulit untuk melihat keagungan dalam Jumat Agung. Kesengsaraan, penderitaan, bahkan kematian yang dialami oleh Yesus, lebih memiliki konotasi sebagai sesuatu yang hina. Hukuman salib pada masa kekuasaan Romawi, merupakan suatu bentuk hukuman yang merendahkan harkat orang yang disalibkan. Hukuman salib biasa digunakan untuk menghukum mati mereka yang dikutuk. Nilai sebuah kesengsaraan dan hukuman salib “mengharuskan” ketiadaan keagungan dalam peristiwa Jumat Agung.

Namun demikian, Jumat Agung tetap menyimpan banyak hal yang menyatakan keagungan-Nya. Keagungan Jumat Agung harus dilihat dalam perspektif makna dan alasan Yesus Kristus mau menjalani semua hukuman tersebut dalam ketidak-berdosaan-Nya. Bahkan Raja Herodes dan Pontius Pilatus pun tidak dapat menemukan kesalahan dalam diri Yesus (Lukas 23:13-25). Yesus menjalani hukuman dan kesengsaraan, semata-mata untuk menebus dan menghapuskan dosa manusia, sehingga manusia dipersatukan dengan Tuhan. Seorang teolog bernama John Piper, dalam bukunya Fifty Reasons Why Jesus Came To Die, mengatakan, “If we criminals are to go free and be forgiven, there must be some dramatic demonstration that the honor of God is upheld even though former blasphemers are being set free. That is why Christ suffered and die.”

Di sisi lain, apa yang dilakukan Yesus melalui pengorbanan-Nya di atas kayu salib, meninggalkan suatu nilai dan teladan hidup memberi diri bagi orang lain. Kerelaan-Nya untuk memberi diri bagi manusia berdosa, menambah indahnya keagungan Jumat Agung. Dimulai ketika, Yesus yang adalah Allah rela merendahkan diri-Nya, mengambil rupa seorang hamba, menjadi manusia, sama seperti kita, kecuali dalam hal dosa, karena Yesus tidak berdosa. Semua itu Dia lakukan, bahkan sampai naik ke atas salib dan menjadi korban tebusan bagi manusia yang tidak sanggup untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Inilah keagungan dalam Jumat Agung.
Akhirnya, alangkah indahnya bangsa Indonesia, apabila setiap orang dalam bangsa ini saling berbagi dalam hidup bermasyarakat sebagai suatu komunitas bukan individualistis. Alangkah indahnya juga, apabila para pejabat juga bisa berbagi kepada rakyat yang masih menanti janji para elite ketika kampanye, yang menyerukan kesejahteraan social bagi seluruh rakyat Indonesia.Dan begitu juga halnya dengan gereja. Bukankah indah, apabila gereja bisa bergerak sebagai satu kesatuan tubuh Kristus bukan bagian per bagian yang bergerak masing-masing demi kepentingan dan ambisi pribadi. Dan alangkah mulianya apabila setiap orang saling merendahkah diri dan memberi dirinya bagi sesama saudara seiman. Bukan hanya berkata-kata tetapi melakukannya secara nyata dalam kehidupan berjemaat, sehingga Tuhan Yesus dimuliakan dan ditinggikan.

Teladan agung yang diberikan oleh Tuhan Yesus, mengajak setiap umat kristiani untuk memaknai kembali pengertian Tubuh Kristus, jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita (1 Korintus 12:26). Selamat menikmati keagungan Jumat Agung.

Novena Kanak-Kanak Yesus



(Pada waktu mendesak)

(Harus didoakan selama sembilan hari berturut-turut)

Yesus, Engkau bersabda, "Mintalah maka kamu akan menerimanya, carilah maka kamu akan menemukan, ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu". Dengan perantara Bunda Maria, BundaMu yang tersuci, aku mengetuk, aku mencari, aku memohon kabulkanlah doaku.

(Sebutkanlah permohonan anda.......)

Yesus, Engkau bersabda, "Semua yang kau mohon atas namaKu Bapa akan mengabulkanNya". Dengan perantara Bunda Maria, BundaMu yang tersuci, dengan rendah hati, dengan sangat aku memohon kepada BapaMu demi namaMu, kabulkanlah doaku.

(Sebutkanlah permohonan anda.......)

Yesus, Engkau bersabda, "surga dan bumi akan lenyap,tetapi sabdaKu tidak akan lenyap". Dengan perantara Bunda Maria, BundaMu yang suci, aku yakin bahwa doaku akan dikabulkan.

(Sebutkanlah permohonan anda.......).

Sejarah Devosi Kanak-Kanak Yesus



Senantiasa ada pada nenek saya sebuah patung Yesus sebagai seorang kanak-kanak berpakaian bagai seorang raja kecil dengan mahkota. Nenek bahkan memiliki beberapa jubah yang berbeda, yang berhias amat indah untuk-Nya. Mohon penjelasan mengenai hal ini.
~ seorang pembaca di Dale City

Dari gambaran seperti yang diberikan dalam pertanyaan di atas, patung yang dimaksud adalah patung Kanak-kanak Yesus dari Praha. Pertama-tama, devosi kepada Kanak-kanak Kudus Yesus merupakan suatu tradisi yang telah berabad-abad lamanya dalam spiritualitas Katolik.

Para Bapa Gereja awali, seperti St Atanasius dan St Hieronimus, berdevosi secara istimewa kepada Kanak-kanak Kudus Yesus. Beberapa para kudus besar sesudahnya, di antaranya St Bernardus dari Clairvaux, St Theresia dari Kanak-kanak Yesus (si Bunga Kecil), St Fransiskus Assisi, St Antonius Padua dan St Theresia Avila, berperan dalam mempopulerkan devosi kepada Kanak-kanak Kudus ini. (St Theresia Avila bepergian dengan membawa serta patung Kanak-kanak Kudus apabila ia mengunjungi biara-biara lain.) Sekitar tahun 1300-an, patung Kanak-kanak Kudus, yang biasanya dibuat dari lilin atau kayu, menjadi populer. Patut diingat bahwa meski Injil tidak memberikan banyak informasi mengenai masa kanak-kanak Tuhan kita, namun “Kehidupan yang tersembunyi di Nazaret memungkinkan setiap orang, supaya berada bersama Yesus dalam kegiatan sehari-hari” (Katekismus Gereja Katolik, No 533).

Devosi kepada Kanak-kanak Yesus dari Praha berasal dari pertengahan abad ke-15. Pada tahun 1556, Maria Manriquez de Lara dari Spanyol menikah dengan seorang bangsawan Ceko bernama Vratislav Perstyn. Maria membawa bersamanya patung Kanak-kanak Kudus (yang kelak dikenal sebagai patung Kanak-kanak Yesus dari Praha), tingginya sekitar 18 inchi. (Tradisi lain mengatakan bahwa patung ini berasal dari sebuah biara di Bohemia dan kemudian dimiliki oleh Dona Isabella Manriquez, yang memberikannya sebagai hadiah pernikahan kepada puterinya, Maria Manriquez, dan menantunya, Vratislav Perstyn). Pada tahun 1587, Maria memberikan patung ini sebagai hadiah pernikahan kepada anaknya, Puteri Polyxena Lobkowitz.

Sebelum membahas lebih lanjut, baiklah kita mengetahui suatu legenda saleh mengenai asal usul patung ini: Di sebelah selatan Spanyol, bangsa Moor menyerang sebuah biara Karmelit; hanya empat biarawan saja yang berhasil meloloskan diri. Seorang dari antara mereka, yang bernama Yosef, berdevosi secara istimewa kepada Kanak-kanak Kudus.

Suatu ketika, kala Yosef sedang bekerja di halaman, seorang kanak-kanak menampakkan diri kepada Yosef dan memintanya untuk berdoa bersama-Nya. Yosef mendaraskan “Salam Maria,” dan pada kata-kata, “terpujilah buah tubuhmu Yesus,” kanak-kanak itu berkata, “Itulah Aku.” Yosef mengerti bahwa ia telah melihat Kanak-kanak Kudus dan karenanya berusaha membuat gambaran-Nya.

Selama bertahun-tahun Yosef mencoba tanpa hasil yang berarti untuk membuat sebuah patung sesuai gambaran-Nya, hingga suatu hari Kanak-kanak Kudus menampakkan diri kembali. Yesus mengatakan, “Aku datang untuk memperlihatkan Diri-Ku kembali kepadamu, agar engkau dapat menyelesaikan patung sesuai gambaran-Ku.” Yosef segera mulai bekerja, dan ketika ia telah selesai, Kanak-kanak Kudus menghilang. Yosef teramat lelah hingga ia tertidur, dan tidak pernah bangun kembali dalam kehidupan ini. Kanak-kanak Kudus datang untuk membawa sahabat-Nya ke rumah surgawi-Nya. Sungguh merupakan suatu kisah yang indah.

Pada tahun 1628, Puteri Polyxena memberikan patung Kanak-kanak Kudus kepada Karmelit Tak Berkasut di Gereja Santa Perawan Maria Pemenang di Praha. Katanya,
“Kuberikan kepada kalian apa yang kuanggap paling berharga dari milikku. Simpanlah patung ini penuh hormat dan kalian akan berkecukupan.”

Pada tahun 1631, pasukan Swedia menyerbu Praha dan menghancurkan gereja-gereja Katolik. Para biarawan Karmelit terpaksa melarikan diri dari Gereja Santa Perawan Maria Pemenang. Bala tentara Swedia mencemarkan gereja, merobohkan altar, dan mencampakkan patung Kanak-kanak Kudus ke tumpukan puing-puing hingga mematahkan kedua tangan dan jari-jemarinya.

Pada tahun 1638, para biarawan Karmelit dapat kembali ke Praha, ke Gereja Santa Perawan Maria Pemenang. Walau melarat, mereka ingat akan pesan Puteri Polyxena. Imam Cyril menemukan patung Kanak-kanak Kudus terkubur dalam reruntuhan gereja. Ia membersihkannya dan lalu menempatkannya di ruang doa mereka agar mereka dapat menghormatinya.

Suatu hari, sementara Pater Cyril sedang berdoa di depan patung, ia mendengar Kanak-kanak Kudus Yesus berkata,
“Kasihanilah Aku, dan Aku akan mengasihani kalian. Berilah Aku tangan, dan Aku akan memberi kalian damai. Semakin kalian menghormati-Ku, semakin Aku memberkati kalian.”

P Cyril tahu bahwa ia harus mendapatkan suatu cara untuk memperbaiki kedua tangan patung Kanak-kanak Kudus, tetapi ia maupun saudara-saudara sebiaranya tak memiliki baik keahlian maupun uang untuk melakukannya. Sebab itu, Pater Cyril memohon bantuan Bunda Maria untuk datang menolong Putra Ilahinya. Sekali lagi, sementara Pater Cyril sedang berdoa di depan patung, Kanak-kanak Kudus berbicara kepadanya, “Tempatkanlah Aku dekat pintu masuk sakristi, maka kalian akan mendapatkan bantuan.” Pater Cyril segera melakukannya. Hanya beberapa hari sesudahnya, seorang laki-laki datang ke sakristi sesudah Misa untuk menawarkan bantuan. Sumbangannya dipergunakan untuk membayar biaya perbaikan patung. Selanjutnya, biara tidak pernah lagi berkekurangan.

Mukjizat-mukjizat mulai terjadi. (Mukjizat-mukjizat pertama dicatat dalam sebuah buku oleh P. Emerich, dipublikasikan di Jerman pada tahun 1736 dan di Ceko pada tahun 1749.) Bersama mukjizat, datanglah berbondong-bondong peziarah.

Pada tahun 1641, sebuah altar didirikan di tempat di mana patung dihormati, dan kemudian pada tahun 1644, sebuah kapel dibangun. Kaum bangsawan mulai mendukung devosi kepada Kanak-kanak Yesus dari Praha, termasuk di antaranya Raja Ferdinand (Austria-Hungaria), Raja Charles Gustav (Swedia) dan Bernard Ignatius (Bangsawan Martinic). Pada tanggal 14 Januari 1651, dalam acara prosesi patung secara istimewa dari Gereja Santa Perawan Maria Pemenang ke berbagai paroki lain, Bernard Ignatius mempersembahkan sebuah mahkota emas bertahtakan intan permata, yang kemudian ditempatkan di atas kepala patung.

Pada tahun 1648, Uskup Agung Praha secara resmi memberikan persetujuan atas devosi kepada Kanak-kanak Kudus Yesus di bawah gelar, “Kanak-kanak Yesus dari Praha”. Pada tanggal 4 April 1655, Uskup Agung Josef Corta, bertindak atas nama Kardinal Harrach III, dengan khidmad memasangkan mahkota di kepala dan bola berhiaskan salib di atasnya pada tangan patung Kanak-kanak Yesus dari Praha. Pada tahun 1741, patung ditempatkan di kapel lain, di mana gambar Bunda Maria dan St Yosef ada di sisi kanan dan kirinya, gambar Bapa Surgawi dan Roh Kudus ada di atasnya, yang kesemuanya itu menunjukkan keluarga manusia dan keluarga ilahi Yesus. Sekitar masa itu, pada patung juga mulai dikenakan jubah-jubah yang berhias amat indah.

Sejak saat itu, devosi kepada Kanak-kanak Yesus dari Praha juga terus meningkat, teristimewa di Italia, Spanyol dan negara-negara yang berhubungan dengan pemerintahan kolonial Spanyol. Devosi kanak - kanak Yesus ini mengilhami kita untuk merenungkan masa kanak-kanak dan martabat rajawi Tuhan kita. Kendati berbagai kekacauan dan perang, patung ini tetap terlindungi. Di samping itu, banyak mukjizat terjadi sehubungan dengan devosi ini.

Sebuah doa novena, yang didaraskan teristimewa mulai tanggal 17 hingga 25 Desember, berbunyi sebagai berikut,

“Yesus terkasih, Kanak-kanak Kudus dari Praha, betapa Engkau mengasihi kami dengan lemah lembut. Sukacita-Mu yang terbesar adalah tinggal di antara kami dan melimpahkan berkat-Mu atas kami. Meski aku tak pantas mendapatkan pertolongan-Mu, aku merasa terpikat kepada-Mu oleh kasih, sebab Engkau baik hati dan penuh belas kasihan.

Begitu banyak yang berpaling kepada-Mu dengan penuh kepercayaan telah menerima dan mendapati permohonan-permohonan mereka dikabulkan. Pandanglah aku sementara aku datang di hadapan-Mu, membuka hatiku kepada-Mu dengan doa-doa dan pengharapan. Aku haturkan kepada-Mu secara istimewa permohonan ini, yang aku percayakan kepada Hati-mu yang penuh belas kasih: (sebutkan permohonan).

Merajalah atasku, ya Kanak-kanak Yesus terkasih, dan lakukanlah kepadaku dan kepada milik kepunyaanku seturut kehendak-Mu yang kudus, sebab aku tahu bahwa dalam kebijaksanaan dan kasih ilahi-Mu, Engkau akan mengatur segala sesuatunya demi yang terbaik. Janganlah kiranya Engkau menarik tangan-Mu daripadaku, melainkan lindungilah dan berkatilah aku selamanya.

Aku berdoa kepada-Mu, ya Kanak-kanak Yesus yang mahakuasa dan pengasih, demi masa kanak-kanak-Mu yang kudus, dalam nama BundaMu Maria yang Tersuci, yang merawat-Mu dengan kelemah lembutan begitu rupa, dan dengan penghormatan mendalam kepada St Yosef yang menggendong-Mu dalam pelukannya, sudi tolonglah aku dalam kesulitanku. Ijinkanlah aku mengecap bahagia sejati bersama Engkau, ya Kanak-kanak Kudus terkasih, sekarang dan dalam keabadian, dan aku akan mengucap syukur kepada-Mu untuk selama-lamanya dengan segenap hatiku. Amin.”

Indulgensi sebagian diberikan kepada umat beriman yang dengan tekun ikut ambil bagian dalam praktek saleh novena bersama yang dilakukan menjelang Hari Raya Natal atau Hari Raya Pentakosta atau Hari Raya SP Maria Dikandung Tanpa Dosa (Pedoman Indulgensi, No 34).

Apakah Api Penyucian itu Ada?



Pada tanggal 17 September 2002, Paus Yohanes Paulus II memang menekankan pentingnya berdoa bagi jiwa-jiwa di api penyucian. Beliau mengatakan, “Bentuk belas kasih kepada sesama yang pertama dan terutama adalah kerinduan yang besar akan keselamatan kekal mereka…. Cinta kasih Kristiani tak mengenal batas serta melampaui batas-batas ruang dan waktu, sehingga memungkinkan kita untuk mengasihi mereka yang telah meninggalkan dunia ini.” Sebab itu, bukan hanya keyakinan akan api penyucian, melainkan juga kewajiban rohani untuk berdoa bagi jiwa-jiwa di api penyucian tetap merupakan bagian dari iman Katolik kita.

Bertentangan dengan apa yang diyakini secara salah oleh sebagian orang, Konstitusi Dogmatis tentang Gereja Konsili Vatikan II menegaskan, “Itulah iman yang layak kita hormati, pusaka para leluhur kita: iman akan persekutuan hidup dengan para saudara yang sudah mulai di sorga, atau sesudah meninggal masih mengalami pentahiran. Konsili suci ini penuh khidmat menerima iman itu, dan menyajikan lagi ketetapan-ketetapan Konsili-konsili suci Nicea II, Florensia dan Trente.” (no. 51)

Di samping itu, Katekismus Gereja Katolik dengan jelas menegaskan keyakinan Gereja akan api penyucian dan pemurnian jiwa sesudah kematian, “Siapa yang mati dalam rahmat dan dalam persahabatan dengan Allah, namun belum disucikan sepenuhnya, memang sudah pasti akan keselamatan abadinya, tetapi ia masih harus menjalankan satu penyucian untuk memperoleh kekudusan yang perlu, supaya dapat masuk ke dalam kegembiraan surga. Gereja menamakan penyucian akhir para terpilih, yang sangat berbeda dengan siksa para terkutuk, purgatorium [api penyucian]” (no. 1030-31).

Seperti dinyatakan dalam Vatikan II, Gereja secara konsisten percaya akan pemurnian jiwa sesudah kematian. Keyakinan ini berakar pada Perjanjian Lama. Baca selengkapnya tentang dasar api penyucian.

Tafsir rabiah atas Kitab Suci menegaskan keyakinan ini. Dalam Kitab Zakharia, Tuhan bersabda, “Aku akan menaruh yang sepertiga itu dalam api dan akan memurnikan mereka seperti orang memurnikan perak. Aku akan menguji mereka, seperti orang menguji emas.” Sekolah Rabi Shammai menafsirkan ayat ini sebagai pemurnian jiwa melalui belas kasihan dan kebaikan Tuhan, mempersiapkan jiwa untuk kehidupan kekal. Dalam Kitab Sirakh 7:33 tertulis, “orang mati pun jangan kau kecualikan pula dari kerelaanmu”, ditafsirkan sebagai memohon kepada Tuhan untuk membersihkan jiwa. Singkat kata, Perjanjian Lama dengan jelas menegaskan adanya semacam proses pemurnian bagi jiwa umat beriman setelah mereka meninggal dunia.

Perjanjian Baru hanya memiliki sedikit referensi mengenai penyucian jiwa atau bahkan mengenai surga. Perjanjian Baru lebih berfokus pada pewartaan Injil dan menanti kedatangan Kristus yang kedua kalinya, yang baru kemudian disadari oleh para penulis Kitab Suci dapat terjadi sesudah kematian mereka sendiri. Namun demikian, dalam Matius 12:32 pernyataan Yesus bahwa dosa-dosa tertentu “tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak,” sekurang-kurangnya menimbulkan gambaran akan adanya pemurnian jiwa sesudah kematian. Paus St Gregorius (wafat thn 604) menyatakan, “Untuk dosa-dosa tertentu yang lebih ringan, kita harus percaya bahwa, sebelum Pengadilan Terakhir, terdapat suatu api yang memurnikan.

Ia, yang adalah Kebenaran, bersabda bahwa barangsiapa mengucapkan sesuatu menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak. Dari kalimat ini kita mengerti bahwa dosa-dosa tertentu dapat diampuni di dunia ini, tetapi dosa-dosa tertentu lainnya diampuni di dunia yang akan datang.” Demikian juga Konsili Lyon menegaskan tafsiran atas ajaran Kristus ini.

Gereja Perdana melestarikan keyakinan dalam mempersembahkan doa-doa demi pemurnian jiwa. Paus St Gregorius menyatakan, “Janganlah kita ragu-ragu menolong mereka yang telah meninggal dunia dengan mempersembahkan doa-doa kita bagi mereka.” St. Ambrosius (wafat thn 397) menyampaikan khotbahnya, “Kita mengasihi mereka semasa mereka hidup; janganlah kita mengabaikan mereka setelah mereka meninggal, hingga kita menghantar mereka melalui doa-doa kita ke dalam rumah Bapa.” Lagipula, Gereja telah berulangkali menegaskan keyakinan ini, seperti dinyatakan dalam Vatikan II.

Sebenarnya, kunci dari jawaban ini adalah memahami keindahan di balik doktrin api penyucian. Kita percaya bahwa Tuhan menganugerahkan kepada kita kehendak bebas agar kita dapat memilih antara yang benar dan yang salah, yang baik dan yang jahat. Kehendak bebas memungkinkan kita untuk menetapkan satu pilihan yang paling utama - yaitu mengasihi Tuhan. Tindakan dari kehendak bebas ini juga meminta pertanggungjawaban. Apabila kita memilih untuk tidak mengasihi Tuhan, dan dengan demikian berbuat dosa, kita bertanggung jawab atas dosa yang kita buat.

Tuhan dalam keadilan-Nya menuntut pertanggungjawaban kita atas dosa-dosa yang demikian. Tetapi, dalam kasih dan kerahiman-Nya, Tuhan menghendaki agar kita didamaikan kembali dengan Diri-Nya dan dengan sesama. Semasa kita hidup di dunia, jika kita sungguh mengasihi Tuhan, kita akan memeriksa batin kita, mengakui dosa-dosa kita, menyatakan sesal atasnya, mengakukan dosa-dosa kita itu, dan menerima absolusi atasnya dalam Sakramen Tobat. Kita melakukan penitensi dan penyangkalan diri lainnya guna memulihkan luka akibat dosa. Dengan berbuat demikian, kita akan terus-menerus mengatakan “ya” kepada Tuhan.

Jiwa kita bagaikan sebuah lensa - ketika kita berdosa, kita memburamkan lensa; lensa menjadi kotor dan kita kehilangan fokus kepada Tuhan dalam hidup kita. Melalui pengakuan dosa dan penitensi, Tuhan membersihkan “lensa” jiwa kita. Ketika kita meninggal dunia, jika kita meninggalkan dunia ini dalam ikatan kasih dengan Tuhan, meninggal dalam keadaan rahmat dan persahabatan dengan-Nya, serta bebas dari dosa berat, kita akan memperoleh keselamatan abadi dan menikmati kebahagiaan surgawi - kita akan melihat Tuhan dari muka ke muka. Jika kita meninggal dunia dengan dosa ringan, atau tanpa melakukan penitensi / silih yang cukup bagi dosa-dosa kita, Tuhan dalam kasih, kerahiman, dan keadilan-Nya akan memurnikan jiwa, “membersihkan lensa”. Setelah pemurnian, barulah jiwa akan dipersatukan dengan Tuhan di surga dan menikmati kebahagiaan surgawi.

Protestan mengalami kesulitan dengan doktrin api penyucian karena dua alasan utama: Pertama, ketika Martin Luther menerjemahkan Kitab Suci ke dalam bahasa Jerman pada tahun 1532, ia mengeluarkan tujuh Kitab dari Perjanjian Lama, termasuk kedua Kitab Makabe, di mana setidak-tidaknya pemurnian jiwa dinyatakan secara samar. Kedua, John Calvin mengajarkan bahwa kita telah kehilangan kehendak bebas kita karena dosa asal dan bahwa Tuhan telah menentukan sebelumnya apakah suatu jiwa akan diselamatkan atau dikutuk; karena itu, jika kita tak dapat memilih untuk berbuat dosa dan jika nasib abadi kita sudah ditentukan, siapakah yang membutuhkan api penyucian? Singkatnya, para pemimpin Protestan menolak ajaran Gereja Kristen yang sudah berabad-abad lamanya itu saat mereka menyangkal doktrin api penyucian.

Dalam “Crossing the Threshold of Hope” Paus Yohanes Paulus II menghubungkan “api kasih” Allah yang bernyala-nyala yang disebut-sebut oleh St. Yohanes dari Salib dengan doktrin api penyucian: “Api kasih yang bernyala-nyala” yang dibicarakan oleh St Yohanes, terutama sekali merupakan api yang memurnikan. Malam-malam gelap yang digambarkan oleh Doktor Gereja yang mengagumkan ini berdasarkan pengalaman pribadinya sendiri, serupa, dalam arti tertentu, dengan api penyucian. Tuhan membuat manusia melewati penyucian batin yang demikian dari hawa nafsu dan kodrat rohaninya guna membawanya ke dalam persatuan dengan Diri-Nya Sendiri. Di sini, kita tidak mendapati diri kita di hadapan suatu pengadilan belaka. Kita menghadirkan diri di hadapan kuasa kasih itu sendiri. Dan yang terutama, kasihlah yang menghakimi. Tuhan, yang adalah kasih, menghakimi lewat kasih. Kasihlah yang menuntut pemurnian, sebelum manusia menjadi siap untuk bersatu dengan Tuhan yang adalah panggilan dan kodratnya yang utama.”

Dasar Api Penyucian



Sering kali dipertanyakan kepada orang-orang katolik mengapa mereka berdoa bagi orang mati. Apakah praktek tersebut mempunyai dasar dalam Alkitab? Apakah api penyucian itu?

Berdoa bagi orang mati

Dalam 2 Mak 12:38 -45 diceritakan bagaimana para tentara Yahudi yang tewas dalam perang suci yang dipimpin oleh Yudas Makabe itu kedapatan memiliki jimat-jimat dari berhala kota Yamnia di bawah jubahnya. Hal ini bertentangan dengan hukum Taurat. Menurut kitab Makabe, dosa itulah yang menyebabkan kematian mereka. Maka dari rekan-rekan mereka berdoa bagi mereka “ semoga dosa yang telah dilakukan itu dihapus semuanya” (ayat 42).

Juga didalam kitab Sir 7 : 33 dikatakan “ hendaklah kemurahan hatimu meliputi semua orang yang hidup, tetapi orang matipun jangan kau kecualikan pula dari kemurahanmu”.

Hal itu menunjukkan kepercayaan bahwa sesudah mati pun dosa orang dapat diampuni berkat doa-doa dan kurban bagi mereka yang masih hidup. Jadi inilah dasar Alkitabiah dari praktek Gereja Katolik untuk mendoakan orang mati.

Paham Api Penyucian

Paham bahwa sesudah mati dosa-dosa seseorang masih mungkin diampuni tidak hanya disimpulkan dari 2 Mak 12 saja tetapi dari sabda Yesus ini “ Apabila seseorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia. Ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, DI DUNIA INI TIDAK, dan DI DUNIA YANG AKAN DATANG pun tidak”(Matius 12 : 32).

Kesimpulan yang bisa kita tarik dari ayat ini ialah, kalau ada dosa tertentu yang tidak dapat di ampuni baik di dunia ini maupun di dunia yang akan datang, maka ada pula dosa- dosa lain yang bisa diampuni baik di dunia ini maupun di dunia yang akan datang. Kemudian bagaimana dosa-dosa itu diampuni kalau orang masuk surga, tentuny ia tidak lagi mempunyai dosa yang membutuhkan pengampunan. Di surga tidak mungkin ada dosa. Sebaliknya, kalau orang masuk neraka baginya tidak ada lagi kemungkinan untuk masuk surga

(bdk Luk 16 : 19 - 31) , jadi bagaimana mungkin ada dosa-dosa yang bisa diampuni sesudah orang mati sehingga keadaan mereka berubah? Karena keadaan orang yang masuk surga atau neraka sudah definitif (artinya sudah tidak bisa diubah lagi), maka Gereja Katolik berkeyakinan bahwa ada kemungkinan ketiga sesudah orang mati yakni “ api penyucian “.

Makna Rabu Abu



Rabu Abu adalah permulaan Masa Prapaskah, yaitu masa pertobatan, pemeriksaan batin dan berpantang guna mempersiapkan diri untuk Kebangkitan Kristus dan Penebusan dosa kita.

Mengapa pada Hari Rabu Abu kita harus menerima abu di kening kita? Kebiasaan ini sudah sejak lama dilakukan, bahkan berabad-abad sebelum Kristus. Untuk mengetahui kapan Rabu Abu mulai dilakukan, Anda bisa mengetahuinya dengan membaca Sejarah Rabu Abu.

Abu yang digunakan pada Hari Rabu Abu berasal dari daun-daun palma yang telah diberkati pada perayaan Minggu Palma tahun sebelumnya yang telah dibakar. Setelah Pembacaan Injil dan Homili abu diberkati. Abu yang telah diberkati oleh gereja menjadi benda sakramentali.

Dalam upacara kuno, orang-orang Kristen yang melakukan dosa berat diwajibkan untuk menyatakan tobat mereka di hadapan umum. Pada Hari Rabu Abu, Uskup memberkati kain kabung yang harus mereka kenakan selama empat puluh hari serta menaburi mereka dengan abu.

Kemudian sementara umat mendaraskan Tujuh Mazmur Tobat, orang-orang yang berdosa berat itu diusir dari gereja, sama seperti Adam yang diusir dari Taman Eden karena ketidaktaatannya. Mereka tidak diperkenankan masuk gereja sampai Hari Kamis Putih setelah mereka memperoleh rekonsiliasi dengan bertobat sungguh-sungguh selama empat puluh hari dan menerima Sakramen Pengakuan Dosa. Sesudah itu semua umat, baik umum maupun mereka yang baru saja memperoleh rekonsiliasi, bersama-sama mengikuti Misa untuk menerima abu.

Sekarang semua umat menerima abu pada Hari Rabu Abu, adalah sebagai tanda untuk mengingatkan kita untuk bertobat, tanda akan ketidakabadian dunia, dan tanda bahwa satu-satunya Keselamatan ialah dari Tuhan Allah kita.

sumber : Catholic Online Lenten Pages; www.catholic.org/lent/lent.html &
Ask A Franciscan; St. Anthony Messenger Magazine; www.americancatholic.org

Makna Kamis Putih Dalam Gereja Katolik



Dalam Kamis Putih kita diajak untuk merenungkan makna perjamuan malam terakhir yang diadakan oleh Yesus bersama para rasul.

Menurut tradisi Yahudi mencuci kaki adalah sebuah bentuk penghormatan seseorang terhadap orang yang dianggap mempunyai status atau jabatan lebih tinggi atau lebih terhormat. Murid membasuh kaki gurunya sebab menganggap guru mempunyai status yang lebih terhormat daripadanya.

Pada malam Kamis Putih Yesus mencuci kaki para murid. Jelas ini melawan adat, maka ditolak oleh Petrus. Dia yang adalah murid merasa tidak pantas dihormati gurunya sedemikian rupa. Tapi Yesus tidak mundur dengan penolakan Petrus, bahkan Dia mengancam kalau Petrus tidak mau maka dia tidak akan masuk dalam bagian komunitasnya. Aku yakin bahwa yang gelisah dan menolak bukan hanya Petrus melainkan semua murid dan mungkin juga Yudas. Apakah Yesus hanya mau mencari sensasi saja?

Yesus melakukan sebuah perbuatan pasti ada tujuannya. Tindakan mencuci kaki merupakan salah satu bentuk pengajaran bagi para murid. Ini adalah keteladanan mengenai penghormatan. Pada umumnya orang hanya menghormati orang yang dianggap mempunyai status atau kasta yang sederajat atau yang lebih tinggi. Penghormatan hanya berjalan dari bawah ke atas. Yesus sejak awal berusaha membuat sebuah hukum baru, yang berbeda dengan aturan yang berlaku pada umumnya di dunia ini. Dalam Kotbah di Bukit dengan jelas Yesus hendak membangun suatu komunitas yang berbeda dengan masyarakat yang sudah ada. Hal ini bukan sifat Yesus yang aneh-aneh melainkan Dia berusaha membangun sebuah komunitas sempurna.

Dunia mengajarkan penghormatan adalah hak orang yang lebih tinggi martabatnya. Orang yang mempunyai jabatan, kekayaan atau kekuasaan. Orang miskin dan marginal hanya wajib menghormati namun dia tidak mendapat penghormatan. Rakyat wajib menghormati presiden sebaliknya presiden tidak mempunyai kewajiban menghormati rakyatnya. Anak wajib menghormati orang tuanya, sebaliknya orang tua tidak mempunyai kewajiban yang sama. Bahkan tidak jarang orang yang dianggap punya kekuasaan tinggi, jabatan tinggi dan sebagainya dapat sewenang-wenang menindas orang yang dianggap lebih rendah. Penghormatan berlaku dari bawahan pada atasan.

Yesus membalik aturan dunia ini. Dia mengajarkan penghormatan dari atasan pada bawahan. Dari guru pada murid. Dari penguasa pada orang yang tidak berkuasa, dari orang terhormat pada para kaum proletar. Ini adalah pukulan penyadaran bagi para murid. Beberapa kali mereka memperdebatkan siapa yang terbesar diantara mereka, sebab dengan merasa terbesar mereka berhak mendapatkan penghormatan dari yang lainnya. Ini adalah suatu bentuk ketidakadilan dimana orang hanya menuntut penghormatan sebaliknya dia tidak mau menghormati sesamanya.

Semua manusia adalah citra Allah. Bermartabat sama. Namun tata dunia membuat aneka pembedaan. Dunia mengelompokan manusia dalam bermacam tingkatan. Pembagian ini berdasarkan kelahiran, jabatan, kekayaan dan sebagainya. Ada orang yang terlahir sebagai bangsawan, maka dia secara otomatis menempati sebuah posisi tertentu. Dia menjadi lebih unggul dibandingkan dengan orang lain. Pada jaman dulu budaya Jawa sangat ketat mempertahankan kebangsawanan.

Orang yang terlahir sebagai bangsawan tidak boleh bergaul dengan orang yang bukan bangsawan atau bangsawan yang lebih rendah. Apalagi mereka menikah dan sebagainya. Kisah kasih Pronocitro dan Roro Jogran mencerminkan adanya batasan itu. Dalam budaya Cina juga ada kisah Sam Pek dan Ing Tay yang mencerminkan hal yang sama. Namun sekarang gelar kebangsawanan tidak lagi mendampatkan penghormatan, maka orang berusaha mencari aneka gelar akademik, kekayaan dan jabatan untuk memperoleh penghormatan.

Orang sangat bangga bila di depan atau belakang namanya ada aneka gelar akademik atau aneka jabatan. Semua gelar ditulis rapi agar orang yang tidak punya gelar menghormatinya. Tata nilai dunia ini tidak adil, sebab kapankah Mbok Jah yang hanya berjualan sayuran eceran atau Laksmi yang hanya seorang pekerja seks kelas teri di stasiun atau Asep yang hanya anak jalanan akan dihormati oleh orang lain yang bergelar profesor, berjabatan sekwilda dan sebagainya? Mereka hanya akan diperlakukan sewenang-wenang, tidak dianggap manusia, padahal martabat Asep sama dengan Pak Banu yang berpangkat jendral. Keduanya adalah citra Allah.

Suatu hari aku dan teman-teman dari rumah singgah diundang seseorang yang berulang tahun di sebuah rumah makan mewah. Ketika kami datang, maka orang itu langsung mempersilahkan aku duduk di tempat yang sudah disediakan, sedangkan teman-temanku yang lain tidak dipedulikan. Hal ini terjadi karena aku adalah seorang imam dan teman-temanku adalah anak jalanan. Padahal martabatku sama dengan mereka. Inilah nilai dunia yang hendak diubah oleh Yesus.

Penghormatan kepada kaum bawahan hanya bisa dilakukan bila orang yang dianggap atasan berani melepaskan atribut pemberian duniawi yang menempel di dirinya. Yesus melepaskan jubahnya yang melambangkan statusNya sebagai guru. Dia mengambil posisi hamba. Ini adalah salah satu bentuk pengosongan diri. Yesus sadar bahwa Dia adalah Guru namun berani melepaskan lambang-lambang keguruan. Keguruan Yesus bukan terletak pada lambang jubah melainkan kewibawaannya dalam mengajar, teguh dalam prinsip, kearifan, kebijaksanaan, belas kasih dan sebagainya. Dengan demikian keguruan Yesus bukan dari apa yang ditempelkan oleh masyarakat melainkan apa yang ada dalam diriNya.

Maka dalam Kamis Putih kita diingatkan kembali akan semuanya itu oleh Yesus yang dengan tegas mengatakan bahwa Dia adalah Guru dan Tuhan mau melakukan pembasuhan kaki para murid.

Dari semuanya yang terpenting bagi kita sekarang adalah belajar "jangan membandingkan"

Doa Persembahan Kepada Hati Ibu Maria Yang Tak Bernoda



Perawan Fatima, Bunda yang penuh belas kasih, Ratu Surga dan Bumi, Perlindungan orang berdosa, kami yang bergabung dalam Gerakan Imam Maria, mempersembahkan diri secara khusus kepada Hatimu Yang Tak Bernoda.

Dengan Doa Persembahan ini, kami bermaksud untuk hidup bersamamu dan melalui dikau, melakukan kewajiban yang kami terima dari Janji Pembaptisan kami. Selanjutnya, kami berjanji untuk sungguh mengusahakan pertobatan batin yang amat dituntut oleh Injil, suatu pertobatan yang akan membebaskan kami dari setiap keterlibatan diri dan mudahnya berkompromi dengan dunia, hingga, seperti engkau, kami hanya bersedia melakukan kehendak Bapa.

Kepada mu, kami ingin memasrahkan hidup Kristiani dan panggilan kami, dengan demikian engkau dapat menggunakan diri kami, dalam rangka penyelamatan, pada saat-saat yang menentukan bagi dunia, sekarang ini. Kami berjanji akan hidup menurut yang engkau inginkan, terutama yang berkenaan dengan pembaharuan kehidupan doa dan silih kami, terlibat secara sungguh-sungguh dalam Perayaan Ekaristi dan kerasulan, berdoa rosario setiap hari dan sikap hidup yang cermat, sesuai dengan Injil, yang bagi semua orang merupakan penghayatan keutamaan Kristiani, terutama dalam hal kemurnian.

Kami berjanji kepadamu, untuk bersatu dengan Bapa Suci, tata pimpinan Gereja dan imam kami dan dengan demikian membangun benteng terhadap usaha penolakan akan wewenang mengajar, yang mengancam dasar Gereja yang paling hakiki.

Dibawah perlindunganmu, kami ingin menjadi rasul dalam kesatuan doa yang amat diperlukan ini dan demi cinta kepada Bapa Suci. Bagi beliau, kami memohonkan perlindungan yang khusus.

Akhirnya, kami berjanji untuk membawa sebanyak mungkin, jiwa yang kami jumpai dan kenal, supaya membaharui pengabdian kepadamu. Kami prihatin akan ateisme yang telah menyebabkan kehancuran iman sejumlah besar umat beriman, penodaan telah mencemari bait Allah yang suci, gelombang kejahatan dan dosa makin menyebar luas di seluruh dunia. Dengan penuh kepercayaan, kami berpaling kepadamu, ya Bunda Kristus, Tuhan dan Allah kami dan Bunda kami yang kuasa dan berbelas kasih. Pada hari ini, kami kembali memohon dan menanti darimu, penyelamatan bagi semua anakmu, ya Perawan Maria yang baik dan penuh kasih. Amin.

Dosa Kesombongan (19 Juli 2011)

Bacaan I Kel 14: 21-15:1
MT Kel 15:8-12.17
Bacaan Injil Mat 12:46-50

Dear Sahabat, salah satu dosa yang bisa membunuh jiwa adalah kesombongan. Manusia punya kecenderungan untuk menjadi sombong. Manusia cenderung pamer diri, pamer kekuasaan, pamer kekuatan. Tidak mau dicap bodoh dan salah. Apalagi jika seorang dalam posisi sebagai peguasa. Dan itu sangat nampak dalam kehidupan antara majikan dan buruh, pemerintah dan rakyat, antara atasan dan bawahan. Seorang yang sombong biasanya orang tersebut pasti tidak mau belajar dari orang lain, tidak mau mendengarkan nasihat orang, pasti paling benar dan yang lain salah. Maka yang terjadi adalah orang lain tidak simpatik, bersikap masa bodoh, dan kalau ini terjadi dalam institusi pemerintah atau perusahaan akan menyebabkan penolakkan dan pemberontakkan. Dalam Bacaan Pertama hari ini, digambarkan bagaimana Raja Mesir dan tentaranya dimusnakan oleh Allah. Mereka dimusnakan karena kesombongan mereka, yang merasa bahwa mereka mempunyai kekuatan yang hebat.

Sahabat, mari kita menjadi manusia rendah hati, yang mau mawas diri, menyadari diri dan mau belajar dari orang lain. Semakin rendah hati, maka semakin mulia orang tersebut dan sangat berharga di mata Allah.

Vivat Cor Iesu
Rm. F.A. Adi Purnama S, SCJ
18 Juli 2011

Minggu, 17 Juli 2011

Ketika Orang Berani Menghadapi Pilihan Hidup

“Hidup ini pilihan”. Begitu ungkapan yang sering kita dengar. Sebenarnya sejak awal kehidupan ini kita sudah dihadapkan pada beberapa pilihan yang terkadang membuat kita pusing tujuh keliling. Namun semua itu tergantung dari cara kita menanggapi pilihan hidup itu. Tentu saja setiap pilihan hidup itu pasti ada resikonya.

Seorang gadis menyadari jalan pilihan hidupnya, ketika ia berusia delapan belas tahun. Waktu itu ia telah lulus dari SMA. Waktu itu saudari iparnya menganjurkannya untuk kuliah di sebuah universitas negeri. Ia dianjurkan untuk menempuh kulian Diploma III. Namun anjuran itu bertentangan dengan pikirannya. Mengapa? Karena ia telah menanamkan cita-cita untuk menjadi seorang perawat.

Ia merenungkan dua pilihan itu. Ia berpikir, kalau ia memenuhi anjuran saudari iparnya, ia akan tergantung kepadanya. Tetapi kalau ia mengikuti keinginannya, ia telah merasa berhutang kepada saudari iparnya yang telah menyekolahkannya hingga lulus SMA. Dalam kebimbangan seperti itu, ia memutuskan untuk meninggalkan rumah saudari iparnya. Ia pergi ke kota lain untuk mencari pekerjaan.

Ia berhasil. Dari hasil kerjanya itu, ia mulai menabung. Ia ingin melanjutkan sekolahnya lagi. Ia tidak hanya ingin berhenti sampai lulus SMA. Ia ingin memiliki pendidikan yang lebih tinggi lagi.

Setelah beberapa tahun bekerja, ia meminta kepada bosnya untuk dapat melanjutkan kuliah di kota tersebut. Bosnya sangat mendukung keinginannya. Bahkan sang bos berjanji untuk membantu biaya kuliahnya. Hal itu menjadi motivasi yang semakin membantunya dalam kuliahnya. Empat tahun kemudian ia pun menyandang gelar sarjana. Kerja kerasnya mulai ia nikmati. Ia memiliki pendidikan yang lebih tinggi.

Sahabat, banyak anak zaman sekarang sering gampang menyerah pada situasi yang mereka hadapi. Ketika ada tantangan, mereka berhenti. Mereka tidak berani untuk maju. Mereka takut gagal dalam hidup mereka. Tentu hal seperti ini membuat kita miris. Mengapa anak zaman sekarang mudah menyerah pada tantangan hidup? Semestinya tantangan hidup itu menjadi motivasi untuk meraih cita-cita hidup.

Kisah di atas mau mengatakan kepada kita bahwa tantangan hidup bukan menjadi halangan bagi manusia untuk berhenti di jalan. Tantangan itu menjadi motivasi bagi dirinya untuk meraih cita-cita hidupnya. Tantangan bukanlah penghalang bagi kemajuan. Orang yang berani menghadapi tantangan itu akan berhasil dalam hidupnya. Orang seperti ini berani menghadapi resiko yang akan dihadapi.

Sebagai orang beriman, kita diajak untuk menghidupi iman kita dalam hidup sehari-hari. Iman itu sering berhadapan dengan tantangan-tantangan. Iman sejati itu diuji dalam perjalanan hidup ini. Karena itu, orang beriman mesti berani menghadapi pilihan-pilihan hidup yang penuh resiko. Dengan cara ini, orang tetap bertahan dalam perjalanan hidup ini. Orang tetap berani untuk menghidupi imannya dalam tantangan hidup yang nyata.

Mari kita tetap berusaha untuk menghidupi iman kita dalam hidup yang nyata dengan berbagai resikonya. Dengan demikian, kita dapat menemukan damai dalam hidup ini. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

Berani Menghadapi Persoalan Hidup

Suatu hari ada seorang pemuda yang datang kepada seorang guru bijaksana. Ia mengaku ia sedang punya persoalan yang sangat sulit ia pecahkan. Persoalannya, ia harus menjalani studi yang tidak ia sukai. Studi yang sekarang ia jalani itu dipaksakan oleh orangtuanya. Karena itu, ia meminta nasihat kepada guru bijaksana itu untuk memutuskan untuk tidak melanjutkan studinya itu.

Ia berkata, “Guru, saya tidak bisa mengikuti paksaan orangtua begitu saja. Saya ingin studi menurut apa yang saya kehendaki. Jurusan yang saya geluti sekarang tidak saya sukai. Saya mengalami kesulitan yang luar biasa.”

Guru bijaksana itu memandang pemuda itu dengan wajah sedih. Ia menatap dalam-dalam mata pemuda itu. Dalam hati ia bertanya, “Mengapa pemuda ini begitu resah dengan hidupnya?”

Setelah beberapa lama terdiam, pemuda itu berkata, “Guru, bantu saya untuk keluar dari persoalan saya ini. Saya ingin pindah jurusan. Saya tidak kuat lagi.”

Sambil menatap matanya, guru bijaksana itu berkata, “Anakku, saya mengerti sekarang ini Anda sedang menghadapi persoalan. Tetapi apakah Anda tidak berpikir sebaliknya? Kalau dulu Anda sekolah di jurusan ini berdasarkan kehendak orangtua, sekarang Anda mesti berpikir bahwa studi Anda saat ini berdasarkan kehendak Anda. Mengapa? Karena saya tidak ingin Anda lari dari persoalan Anda. Anda mesti menyelesaikannya dengan bijaksana.”

Sahabat, sering orang mudah lari dari persoalan-persoalan yang dihadapinya. Orang tidak berani menghadapi persoalannya itu. Sebenarnya ketika seseorang melarikan diri dari persoalannya, persoalan itu tetap ada dalam dirinya. Persoalan itu akan tetap menjadi ganjalan bagi hidupnya. Karena itu, cara yang terbaik adalah menghadapi persoalan itu hingga tuntas.

Orang yang sering lari dari persoalannya menunjukkan bahwa orang itu tidak bisa bertanggung jawab atas hidupnya. Orang seperti ini lebih mudah meninggalkan setiap persoalan yang dihadapinya. Sebenarnya hal ini merugikan dirinya sendiri. Mengapa? Karena persoalannya menjadi banyak dan bertumpuk-tumpuk. Ia dililit oleh persoalan demi persoalan. Ia menjadi tidak tenang.

Karena itu, orang beriman itu mesti berani menghadapi setiap persoalan yang dihadapinya. Orang beriman itu mesti berani menyelesaikan persoalan demi persoalan yang dihadapinya. Hanya dengan cara ini, orang bertanggungjawab atas hidupnya. Orang tidak gampang melarikan diri dari persoalan-persoalan.

Mari kita berusaha untuk menyelesaikan setiap persoalan yang kita hadapi dengan lapang dada. Dengan demikian, hidup kita menjadi damai dan bahagia. Tuhan memberkati. **



Frans de Sales, SCJ

Bacaan Harian 18-24 Juli 2011

Senin, 18 Juli Hari Biasa Pekan XVI (H).
Kel 14:5-18; MT Kel 15:1-6; Mat 12:38-42.
Tuhan memgharapakan agar kita bersikap lemah lembut kepada sesama. Kelemahlembutan kita bagai air yang menghancurkan karang dan meluluhkan hati yang keras. Sudahkah kita seperti yang diminta Tuhan pada setiap manusia?

Selasa, 19 Juli Hari Biasa Pekan XVI (H).
Kel 14:21 – 15:1; MT Kel 15:8-10.12.17; Mat 12:46-50.
Kita sering tidak sadar bila dalam diri sesama, Tuhan hadir. Kita sering menyebut bahwa kita takut Tuhan, namun kita jahat, kasar, dan kejam dengan sesama. Kita lupa bahwa dalam diri sesama Tuhan hadir. Dan kalau kita sungguh menyadari bahwa Tuhan hadir dalam diri sesama, maka pintu hati kita pun terbuka untuk memaafkan dan mengasihi.

Rabu, 20 Juli Hari Biasa Pekan XVI (H).
Kel 16:1-5.9-15; Mzm 78:18-19.23-28; Mat 13:1-9.
Kitab Keluaran hari ini mengingatkan kita dengan tegas untuk senantiasa hidup menurut hukum Tuhan, bukan menurut keinginan nafsu semata. Terkadang berlimpah kenikmatan ditaburkan ke atas kita, hendak menguji kita apakah kita tahu berterima kasih kepada Sang Pemberi hidup ini?

Kamis, 21 Juli Hari Biasa Pekan XVI (H).
Kel 19:1-2.9-11.16-20b; MT Dan 3:52-54.56; Mat 13:10-17.
Para murid-Nya mempertanyakan mengapa Yesus mengajar dalam bentuk perumpamaan. Ia lalu menjelaskan bahwa inilah jalan untuk mencapai orang-orang yang tidak dapat mengerti kata-kata-Nya. Apalagi tidak semua orang diberi karunia untuk memahami Kerajaan Surga.

Jumat, 22 Juli Peringatan Wajib Sta. Maria Magdalena (P). Kel 20:1-17; Mzm 19:8-11; Mat 13:18-23.
Kitab Kejadian menunjukkan bahwa Allah satu-satunya yang membawa kita keluar dari segala problem hidup kita. Tidak ada kekuatan lain yang ikut andil atas keluarnya bangsa Israel dari perbudakan, kecuali Tuhan yang berkuasa.

Sabtu, 23 Juli Hari Biasa Pekan XVI (H).
Kel 24:3-8; Mzm 50:1-2.5-6.14-15; Mat 13:24-30.
Kita sudah diikat dengan perjanjian dalam setiap Sakramen yang kita peroleh. Setiakah kita pada ikatan perjanjian itu? Kalau tidak, apakah yang menghambat kita untuk tidak setia?

Minggu, 24 Juli Hari Minggu Biasa XVII (H).
1Raj 3:5.7-12; Mzm 119:57.72.76-77.127-130; Rm 8:28-30; Mat 13:44-52 (Mat 13:44-46).
Orang yang berlaku jahat halalkan segala cara demi harta dan nikmat surgawi pada akhirnya akan dibuang seperti ikan yang tidak baik dibuang dari pukat. Itulah akhir hidup orang jahat di akhir zaman yang akan dicampakkan ke dapur api neraka. Karena itu, sebagai pengikut Kristus, carilah terlebih dahulu harta surgawi dan yang lainnya akan ditambahkan.

Renungan harian Senin, 18 Juli 2011

Senin, 18 Juli 2011
Hari Biasa Pekan XVI

Bunda Maria, Bundaku sayang, tengoklah aku. Bersama Yesus, berkatilah aku. (Beata Maria dari Yesus Tersalib)

Doa Pagi

Bapa, aku sering ragu-ragu akan penyertaan-Mu dalam kehidupan ini. Terbukti aku sering merasa sendirian dan semua yang aku lakukan merupakan hasil karyaku sendiri. Insafkanlah hatiku dan pada awal hari ini aku berani menyerahkan hidupku ke dalam kuasa kasih-Mu. Amin.

Antifon Pembuka

Janganlah takut! Tetaplah berdiri! Perhatikanlah keselamatan dari Tuhan. Tuhan akan berperang untuk kalian, dan kalian tinggal diam saja.

Raja Mesir dan pasukannya mengejar orang Israel. Dengan perantaraan Musa, Tuhan menunjukkan keperkasaan-Nya dan tetap menuntun umat-Nya.

Pembacaan dari Kitab Keluaran (14:5-18)

"Mereka akan insaf bahwa Aku ini Tuhan, apabila Aku menampakkan kemuliaan-Ku terhadap Firaun."

Waktu diberitahukan kepada raja Mesir, bahwa bangsa Israel telah lari, maka berubahlah hati Firaun dan pegawai-pegawainya terhadap bangsa Israel itu. Mereka berkata, “Apakah yang telah kita perbuat ini? Mengapa telah kita biarkan orang Israel pergi dari perbudakan kita?” Kemudian Firaun memasang keretanya dan membawa serta rakyatnya. Ia membawa enam ratus kereta yang terpilih, ya segala kereta Mesir, masing-masing lengkap dengan perwiranya. Demikianlah Tuhan mengeraskan hati Firaun, raja Mesir itu, sehingga ia mengejar orang Israel. Tetapi orang Israel berjalan terus dipimpin oleh tangan yang perkasa. Adapun orang Mesir, dengan segala kuda dan kereta Firaun, dengan orang-orang berkuda dan pasukannya, mengejar mereka, dan mencapai mereka pada waktu mereka berkemah di tepi laut, dekat Pi-Hahirot di depan Baal-Zefon. Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh; maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel; mereka berseru-seru kepada Tuhan, dan mereka berkata kepada Musa, “Apakah di Mesir tidak ada kuburan, maka engkau membawa kami untuk mati di padang gurun ini? Maksudmu apa membawa kami keluar dari Mesir? Bukankah telah kami katakan di Mesir, janganlah mengganggu kami dan biarlah kami bekerja pada orang Mesir. Sebab lebih baik bagi kami bekerja bagi orang Mesir daripada mati di padang gurun!” Tetapi Musa berkata kepada bangsa itu, “Janganlah takut! Tetaplah berdiri, dan perhatikanlah keselamatan dari Tuhan yang hari ini juga akan diberikan-Nya kepada kalian. Sebab orang Mesir yang kalian lihat hari ini takkan kalian lihat lagi untuk selama-lamanya. Tuhan akan berperang untuk kalian, dan kalian tinggal diam saja.” Lalu Tuhan bersabda kepada Musa, “Mengapa engkau berseru-seru demikian kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat. Dan engkau, angkatlah tongkatmu ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel dapat masuk ke tengah-tengah laut dan berjalan di tanah yang kering. Tetapi sementara itu Aku akan menegarkan hati orang Mesir, sehingga mereka menyusul orang Israel. Dan terhadap Firaun serta seluruh pasukannya, kereta dan orang-orangnya yang berkuda, Aku akan menyatakan kemuliaan-Ku. Maka orang Mesir akan insyaf, bahwa Aku ini Tuhan, apabila Aku menampakkan kemuliaan-Ku terhadap Firaun, keretanya dan orang-orangnya yang berkuda.”

Mazmur Tanggapan
Ref. Baiklah aku menyanyi bagi Tuhan, sebab Ia tinggi luhur.
Ayat. (Kel 15:1-2.3-4.5-6)
1. Baiklah aku menyanyi bagi Tuhan, sebab Ia tinggi luhur. Kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut. Tuhan itu kekuatan dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Dia Allahku, kupuji Dia; Dialah Bapaku, kuluhurkan Dia.
2. Tuhan itu pahlawan perang; Tuhan, itulah nama-Nya! Kereta Firaun dan pasukannya dibuang-Nya ke dalam laut, para perwira pilihannya dibenamkan ke dalam Laut Teberau.
3. Samudera raya menutupi mereka; ke air yang dalam mereka tenggelam seperti batu. Tangan kanan-Mu, ya Tuhan, mulia karena kekuasaan-Mu, tangan kanan-Mu, ya Tuhan, menghancurkan musuh.

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. Hari ini janganlah bertegar hati, tetapi dengarkanlah suara Tuhan.

Orang-orang Ninive bertobat karena pewartaan nabi Yunus. Yesus mengecam ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi karena tidak mau bertobat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (12:38-42)

"Pada waktu penghakiman, ratu dari selatan akan bangkit bersama angkatan ini."

Sekali peristiwa beberapa ahli Taurat dan orang Farisi berkata kepada Yesus, “Guru, kami ingin melihat suatu tanda dari pada-Mu.” Jawab Yesus kepada mereka, “Angkatan yang jahat dan tidak setia ini menuntut suatu tanda. Tetapi kepada mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda Nabi Yunus. Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian pula Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam. Pada waktu penghakiman orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus; dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Yunus! Pada waktu penghakiman ratu dari Selatan akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu itu datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Salomo!”
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Ada banyak alasan untuk bertobat. Namun, tidak sedikit orang sengaja membutakan diri atau menulikan diri untuk dapat menunda pertobatan. Mereka menyangka dengan melakukannya, ia sanggup mempertahankan kesenangan dan berkelit dari penghukuman. Bertobatlah saat ini juga dan Anda akan tahu betapa banyak tanda dari Tuhan.

Doa Malam

Tuhan Yesus, sering aku menuntut agar semua kebutuhan Engkau penuhi. Semoga pengalaman Nabi Yunus membuka mata hatiku untuk semakin percaya akan karya-Mu dalam hidup ini. Engkaulah Juruselamat kami, kini dan sepanjang masa. Amin.


RUAH

Renungan Harian 17 juli 2011 Minggu Biasa XVI - Keb 12:13.16-19; Rm 8:26-27; Mat 13:24-43

"Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai"

Mg Biasa XVI: Keb 12:13.16-19; Rm 8:26-27; Mat 13:24-43

Manusia diciptakan oleh Allah bekerja sama dengan suami-isteri/laki-laki dan perempuan yang saling mengasihi dalam kebebasan; dengan kata lain diciptakan dalam cintakasih dan kebebasan, dan Allah juga menganugerahkan kebebasan sepenuhnya bagi manusia untuk tumbuh dan berkembang. Pada awal hidupnya, ketika sperma dan telor bersatu, manusia sungguh kecil sekali dan dalam waktu kurang lebih sembilan bulan ia telah tumbuh berkembang seberat lebih dari 3 (tiga) kilogram, ketika dilahirkan dari rahim ibu. Allah lah yang menganugerahi pertumbuhan dan perkembangan, sedang tugas manusia selanjutnya adalah 'menyiram' alias merawatnya. Memang dalam perawatan atau perjalanan hidup manusia selama di dunia, setelah lahir dari rahim ibu, menghadapi aneka godaan, masalah dan tantangan; dan dalam kebebasan pula manusia menanggapinya. Memang ada yang menyalahkan gunakan kebebasan yang dianugerahkan oleh Allah dengan seenaknya, tetapi ada yang menggunakan kebebasan sesuai dengan kehendak Allah, maka ada yang tumbuh berkembang menjadi pribadi baik dan berbudi pekerti luhur dan ada yang tumbuh berkembang menjadi tidak baik dan tak bermoral. Maka marilah sesuai dengan perumpamaan yang disampaikan oleh Yesus hari ini kita mawas diri: apakah kita termasuk 'benih gandum' yang bertumbuh berkembang menjadi baik atau tidak baik?

" Biarkanlah keduanya tumbuh bersama sampai waktu menuai. Pada waktu itu aku akan berkata kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah berberkas-berkas untuk dibakar; kemudian kumpulkanlah gandum itu ke dalam lumbungku."(Mat 13:30)

Menjadi 'benih gandum' yang tumbuh berkembang menjadi baik serta menghasilkan buah sebagaimana diharapkan dan dikehendaki oleh Tuhan antara lain berarti rajin berkumpul dengan saudara-saudarinya, lebih-lebih dengan saudara-saudari seiman atau seagama untuk 'bercuhat', saling berbagi pengalaman hidup beriman. Secara konkret secara pribadi tidak melupakan doa atau ibadat harian, sering membaca Kitab Suci serta merenungkannya, berpartisipasi dalam aneka kegiatan bersama paguyuban umat beriman, misalnya ibadat sabda atau perayaan ekaristi. Sedangkan secara bersama-sama mewujudkan diri sebagai kebersamaan yang sehati dan sebudi, antara lain saling berbagi harta kekayaan, sehingga tidak ada lagi yang menderita atau berkekurangan.

Mungkinkah kita bagaikan 'benih lalang' yang ditaburkan orang jahat, artinya begitu dilahirkan dari rahim ibu kita hidup dan dibesarkan di lingkungan orang-orang jahat, yang tak bermoral? Dari pengalaman saya pribadi pernah bertemu dengan orang yang kelahirannya tidak dikehendaki oleh orangtuanya, misalnya akibat dari pergaulan bebas muda-mudi atau mahasiswa-mahasiswi. Karena pergaulan seks bebas maka sang gadis hamil dan sang pacarnya langsung meninggalkan. Begitu gadis hamil juga sering dibenci oleh orangtuanya, dan ketika sang gadis melahirkan anaknya pun mengalami kesulitan untuk membesarkannya, sehingga untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri beserta anaknya ia terpaksa 'menjual diri' alias melacur. Kami yakin anak yang demikian pasti akan tumbuh berkembang menjadi pribadi yang tidak baik. Maka dengan ini kami berharap rekan-rekan muda-mudi, pelajar atau mahasiswa tidak terjebak ke dalam pergaulan seks bebas.

Yesus juga menggambarkan kebersamaan hidup menggereja atau beriman kepadaNya atau Kerajaan Allah bagaikan biji sesawi atau ragi; kecil namun fungsional menyelamatkan seluruh lingkungan hidupnya. Maka kami berharap kepada kita semua yang beriman kepada Yesus untuk dapat menjadi tempat berlindung bagi siapapun yang membutuhkan bantuan atau menghadirkan diri sedemikian rupa sehingga lingkungan hidup yang kudatangi menjadi semakin enak dan nikmat untuk ditempati, karena menarik, memikat dan mempesona bagi siapapun. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus kita dipanggil untuk menghayati iman kita dalam hidup sehari-hari, sehingga cara hidup dan cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun bersifat missioner, dapat menjadi pewarta baik serta fungsional menyelamatkan lingkungan hidup.

Cara Yesus menyampaikan pengajaran kiranya dapat menjadi contoh atau teladan bagi para pewarta kabar gembira: katekis atau pengkotbah. Ia menggunakan apa yang ada dan hidup di tengah masyarakat, apa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari untuk menjelaskan atau menyampaikan isi ajaranNya. Orang bijak atau pandai sejati adalah orang yang mampu membuat yang sulit dan berbelit-belit dapat dimengerti oleh semua orang, dengan kata lain membuat yang sulit menjadi sederhana; sebaliknya orang yang membuat apa yang sederhana menjadi sulit dan berbelit-belit adalah orang bodoh.

"Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan. "(Rm 8:26)

Kita kiranya tidak tahu persis proses pertambahan ukuran benih tanaman yang terus bertumbuh setiap hari, kita tidak tahu persis berapa berat bayi yang masih ada di dalam kandungan selama lima bulan, kita tahu tahu persis bagaimana ragi merasuki seluruh makanan, dst… Yang mudah kita ketahui adalah hasilnya. Begitulah yang terjadi dengan doa-doa kita. Kebanyakan dari kita kiranya kurang tahu berdoa dengan benar dan baik; membaca teks doa oke dan baik, tetapi apakah ia sungguh berdoa layak dipertanyakan. Doa yang benar dan baik hemat saya bukan panjangnya kata-kata atau gerak-gerik anggota tubuh, melainkan hati yang terarah sepenuhnya kepada Allah/Yang Ilahi, itulah hemat saya arti dari "Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan".

Marilah kita buka hati kita terhadap bisikan atau sentuhan Roh. Hidup doa adalah masalah hati, perjumpaan hatiku dengan Hati Allah, sehingga hatiku dikuasai oleh Allah dan dengan demikian kita hidup dan bertindak sesuai dorongan atau bisikan RohNya, dan tidak mengikuti kemauan atau keinginan pribadi. Maka salah satu ujud doa yang baik adalah permohonan rahmat Allah, yang kita butuhkan agar kita dapat hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Allah. Dengan kata lain jika kita mohon keselamatan jiwa kita sendiri maupun orang lain, yakinlah bahwa permohonan kita pasti dikabulkan.

Pengabulan doa butuh kerjasama kita sebagai manusia yang lemah dan rapuh ini. Jika kita mohon keselamatan jiwa maka semua usaha, kerja dan pelayanan kita memiliki tujuan utama keselamatan jiwa manusia, bukan harta benda atau uang. Dalam mohon keselamatan jiwa, marilah kita imani apa yang dikatakan oleh penulis Kitab Kebijaksanaan ini:" Memang kekuatan hanya Kauperlihatkan pabila orang tak percaya akan kepenuhan kekuasaan-Mu, dan Kaupermalukan keberanian orang yang mengetahui kekuasaan-Mu itu. Tetapi Engkau, Penguasa yang kuat, mengadili dengan belas kasihan, dan dengan sangat hati-hati memperlakukan kami. Sebab kalau mau Engkau dapat juga" (Keb 12:17-18). Kita tidak mungkin mengetahui kuasa Allah sepenuhnya, karena Ia adalah Maha Kuasa, maka juga tak mungkin kita memaksa Allah untuk mengabulkan permohonan atau dambaan kita, apalagi yang menjadi permohonan atau dambaan kita bukan keselamatan jiwa manusia. Namun jika kita mohon keselamatan jiwa manusia, sekali lagi percayalah pasti akan dikabulkan, karena Ia Maha Kuasa.

"Sebab Engkau, ya Tuhan, baik dan suka mengampuni dan berlimpah kasih setia bagi semua orang yang berseru kepada-Mu. Pasanglah telinga kepada doaku, ya TUHAN, dan perhatikanlah suara permohonanku. Segala bangsa yang Kaujadikan akan datang sujud menyembah di hadapan-Mu, ya Tuhan, dan akan memuliakan nama-Mu. Sebab Engkau besar dan melakukan keajaiban-keajaiban; Engkau sendiri saja Allah"

(Mzm 86:5-6.9-10)

Catholic Song

Listen and this song SPECIAL FOR MY HONEY...



























Dimana Letak Bahagia Anda?

"Tempat untuk berbahagia itu ada di
sini. Waktu untuk berbahagia itu kini.
Cara untuk berbahagia ialah dengan
membuat orang lain berbahagia"
-- Robert G. Ingersoll

Blogger, apakah saat ini merasa bahagia?

Di mana letak kebahagiaan ANDA
sesungguhnya? Apakah pada moleknya
tubuh? ..Jelitanya rupa? Tumpukan
harta?

....atau barangkali punya mobil mewah &
tingginya jabatan?

Jika itu semua sudah ANDA dapatkan,
apakah ANDA bisa memastikan bahwa
ANDA *akan* bahagia?

Hari ini saya akan mengajak ANDA untuk
melihat, kalau limpahan harta tidak
selalu mengantarkan pada kebahagiaan

Dan ini kisah nyata...

Ada delapan orang miliuner yang memiliki
nasib kurang menyenangkan di akhir
hidupnya. Tahun 1923, para miliuner
berkumpul di Hotel Edge Water Beach
di Chicago, Amerika Serikat. Saat itu,
mereka adalah kumpulan orang-orang yang
sangat sukses di zamannya.

Namun, tengoklah nasib tragis mereka 25
tahun sesudahnya! Saya akan menyebutnya
satu persatu :

=> Charles Schwab, CEO Bethlehem Steel,
perusahaan besi baja ternama waktu itu.

Dia mengalami kebangkrutan total,
hingga harus berhutang untuk membiayai
5 tahun hidupnya sebelum meninggal.

=> Richard Whitney, President New York
Stock Exchange. Pria ini harus
menghabiskan sisa hidupnya dipenjara
Sing Sing.

=> Jesse Livermore (raja saham "The
Great Bear" di Wall Street), Ivar
Krueger (CEO perusahaan hak cipta),
Leon Fraser (Chairman of Bank of
International Settlement), ketiganya
memilih mati bunuh diri.

=> Howard Hupson, CEO perusahaan gas
terbesar di Amerika Utara. Hupson
sakit jiwa dan meninggal di rumah
sakit jiwa.

=> Arthur Cutton, pemilik pabrik tepung
terbesar di dunia, meninggal di
negeri orang lain.

=> Albert Fall, anggota kabinet
presiden Amerika Serikat, meninggal
di rumahnya ketika baru saja keluar
dari penjara.

Kisah di atas merupakan bukti, bahwa
kekayaan yang melimpah bukan jaminan
akhir kehidupan yang bahagia!

Kebahagiaan memang menjadi faktor yang
begitu didambakan bagi semua orang.

Hampir segala tujuan muaranya ada pada
kebahagiaan. Kebanyakan orang baru bisa
merasakan *hidup* jika sudah menemukan
kebahagiaan.

Pertanyaannya, di mana kita bisa
mencari kebahagiaan?

Apakah di pusat pertokoan? Salon
kecantikan yg mahal? Restoran mewah?
Di Hawaii? di Paris? atau di mana?

Sesungguhnya, kebahagiaan itu tdk perlu
dicari kemana-mana... karena ia ada
di hati setiap manusia.

Carilah kebahagiaan dalam hatimu!
Telusuri 'rasa' itu dalam kalbumu!
Percayalah, ia tak akan lari kemana-mana...

Hari ini saya akan berbagi tips
bagaimana kita sesungguhnya bisa
mendapatkan kebahagiaan *setiap hari*.

Berikut adalah tips yang bisa ANDA
lakukan:

1. Mulailah Berbagi!

Ciptakan suasana bahagia dengan cara
berbagi dengan orang lain. Dengan cara
berbagi akan menjadikan hidup kita
terasa lebih berarti.

2. Bebaskan hati dari rasa benci,
bebaskan pikiran dari segala
kekhawatiran.

Menyimpan rasa benci, marah atau dengki
hanya akan membuat hati merasa tidak
nyaman dan tersiksa.

3. Murahlah dalam memaafkan!

Jika ada orang yang menyakiti, jangan
balik memaki-maki. Mendingan berteriak
"Hey! Kamu sudah saya maafkan!!".

Dengan memiliki sikap demikian, hati
kita akan menjadi lebih tenang, dan
amarah kita bisa hilang. Tidak percaya?
Coba saja! Saya sering melakukannya. :-)

4. Lakukan sesuatu yang bermakna.

Hidup di dunia ini hanya sementara.
Lebih baik ANDA gunakan setiap waktu
dan kesempatan yang ada untuk melakukan
hal-hal yang bermakna, untuk diri
sendiri, keluarga, dan orang lain.

Dengan cara seperti ini maka
kebahagiaan ANDA akan bertambah dan
terus bertambah.

5. Dan yang terakhir, ANDA jangan
terlalu banyak berharap pada orang
lain, nanti ANDA akan kecewa!

Ingat, kebahagiaan merupakan tanggung
jawab masing-masing, bukan tanggung
jawab teman, keluarga, kekasih, atau
orang lain.

Lebih baik kita perbanyak harap hanya
kepada Yang Maha Kasih dan Kaya.

Karena Dia-lah yang menciptakan kita,
dan Dia-lah yang menciptakan segala
'rasa', termasuk rasa bahagia yang
selalu ANDA inginkan. ^_^

Sampai bertemu pada artikel yang lain! :-)

Jumat, 15 Juli 2011

My Honey...This song is special for You....







What Happen to Me today 15 juli 2011?

Dear Blogger...

Baru hari ini saya bisa menuliskan kembali kejadian diri Pribadi Nich...Nah, hari ini dan sebelumnya sejak sabtu tgl 9 juli 2011 saya banyak mengalami kejadian yang sangat mempengaruhi hati ini.

Di kantor saya mengalami tekanan karena hal yang sebenarnya tidak saya lakukan tetapi krn saya salah dan tidak menginformasikan lebih lanjut ke pimpinan maka seakan-akan saya berusaha / membuat penggelapan keuangan perusahaan....tetapi sebenarnya yang terjadi adalah karena saya salah menghitung sehingga proyek saya menjadi over budget...Anyway and singkat cerita secara nyata dan jelas memang saya bersalah, yang menjadi masalah adalah karena saya di anggap seakan-akan memakai uang perusahaan.

Problem dengan orang yang sangat saya cintai,hargai dan hormati sebenarnya bermuara dari masalah yang telah terjadi di awal sebelum saya mengenalnya, tetapi saya membawa ikut serta masalah tersebut masuk di dalam hubungan saya....Tuhan dan Blogger sekalian , tadi malam ( 14juli 2011 ) saya sudah sempat berkomunikasi meskipun via telp bahwa masalah hubungan saya dan sikap orang yang saya cintai hanya terletak pada beban bawaan saya...jadi jika hal tersebut bisa saya selesaikan dan akhiri dengan secepat-cepatnya maka hubungan ini akan lebih mengarah ke arah yang lebih baik dan kedepannya semakin lebih bisa indah ( mungkin dan sangat berharap )

Tuhan,,,tolong bantu saya agar bisa secepatnya menyelesaikan segala masalah yang ada pada diri ini. Tuhan...My Sweet Honey adalah matahari-ku, semangat hidup ku, aku ga mau kehilangan dia lagi setelah hampir 15 tahun kehilangan dirinya...Jadi bantu dan berilah jalan terang Tuhan agar saya bisa selesaikan dengan cepat segala permasalahan ini.

My Honey, jika baca tulisan ini...aku mohon maaf jika masalah awal yang ada ikut melibatkan hubungan kita...aku ga tau kenpa ini bisa terjadi,aku ga pengen ini terjadi....Aku berusaha kali ini untuk segera selesai dalam waktu yang paling cepat...maafin aku ya....

Blogger...bantu dalam doa ya....

Inilah yang bisa ku ungkap-kan pada hari ini...masih banyak ungkapan hati ini,tapi aku ga bisa ungkapin saat ini...bingung harus memulainya.....

Renungan harian 15 Juli 2011-Yang Ku­­kehendaki ialah belas kasihan



Jumat, 15 Juli 2011
Pekan Biasa XV
Pw St. Bonaventura, UskPujG. (P);
St. Yakobus dr Nisiba



Kel 11:10-12:14,
Mzm 116:12-13,15-16bc,17-18,
Mat 12:1-8
Bacaan Injil : Mat. 12:1–8

Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena la­par, murid-murid-Nya memetik bulir gan­dum dan memakannya. Melihat itu, ber­ka­talah orang-orang Farisi kepada-Nya: ”Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak di­per­bolehkan pada hari Sabat.”

Tetapi jawab Yesus kepada mereka: ”Tidak­kah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mere­ka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang meng­ikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam me­­lang­gar hukum Sabat di dalam Bait Allah, na­mun tidak ber­salah? Aku berkata kepada­mu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. Jika me­­mang ka­mu mengerti maksud firman ini: Yang Ku­­kehendaki ialah belas kasihan dan bukan per­sembahan, tentu kamu tidak meng­h­ukum orang yang tidak bersalah. Karena Anak Manu­sia adalah Tuhan atas hari Sabat.”

Renungan
Peraturan-peraturan atau hukum-hukum dalam agama merupakan petunjuk pelaksana yang bertujuan membantu umat agar dapat lebih mudah mengungkapkan dan mewujudkan imannya dalam sikap, doa, dan perbuatan. Namun, terkadang peraturan dan hukum itu bergeser menjadi semacam penentu baik buruknya hidup keagamaan seseorang dan bahkan penentu atas dosa dan pahala.

Jika orang melakukan peraturan itu, ia merasa akan mendapat pahala nantinya, tetapi jika ia melanggar atau tidak melaksanakannya berarti ia berdosa dan risikonya mengalami penderitaan di neraka. Anggapan ini membuat hidup beragama menjadi melenceng dari yang sesungguhnya. Ibadat doa hanya menjadi pemenuhan hukum agama saja. Itulah yang dihayati orang-orang Farisi. Mereka menilai baik buruknya orang dengan ukuran pelaksanaan hukum saja. Hukum tidak dilihat sebagai sebuah sarana yang membantu orang beriman mengungkapkan dan mewujudkan iman kepercayaannya.

Jawaban Yesus dalam Injil hari ini selain bertujuan mengkritik kepicikan orang Farisi, juga mau meluruskan dan memperluas padangan tentang hukum hari Sabat. Contoh yang dikatakan Yesus memperlihatkan bahwa hukum bertujuan membantu manusia menyadari bahwa kekuasaan Tuhan jauh melebihi kekuasaan hukum.

Doa: Ya Tuhan, jadikanlah aku pelayan umat-Mu yang mengutamakan hukum cinta kasih dalam membangun hidup bersama karena hukum-Mu adalah hukum yang menyelamatkan. Jangan biarkan aku jatuh menjadi hakim yang selalu mencari kesalahan orang lain. Amin.

sumber :Ziarah Batin 2011

Kamis, 14 Juli 2011

Filosofi Bambu [Sebuah Perenungan]

Suatu hari dalam kondisi yang putus asa seseorang memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya, bahkan berhenti dari hubungannya dengan sesama dan berhenti dari spiritualitasnya. Maka dia pergi ke hutan untuk bicara dengan Tuhan untuk yang terakhir kalinya. “Tuhan, berikan aku satu alasan untuk tidak berhenti” katanya.

Tuhan memberi jawaban yang mengejutkannya. “Lihat ke sekelilingmu”, kataNya. “Apakah engkau memperhatikan tanaman pakis dan bambu yang ada di hutan ini?” “Ya”, jawabnya.

Lalu Tuhan berkata, “Ketika pertama kali Aku menanam mereka, Aku menanam dan merawat benih-benih mereka dengan seksama. Aku beri mereka cahaya, Aku beri mereka air, dan pakis-pakis itu tumbuh dengan sangat cepat. Warna hijaunya yang menawan menutupi tanah, namun tidak ada yang terjadi dari benih bambu, tapi Aku tidak berhenti merawatnya.”

“Dalam tahun kedua, pakis-pakis itu tumbuh lebih cepat dan lebih banyak lagi. Namun, tetap tidak ada yang terjadi dari benih bambu, tetapi Aku tidak menyerah terhadapnya.”

“Dalam tahun ketiga tetap tidak ada yang tumbuh dari benih bambu itu tapi Aku tetap tidak menyerah. Begitu juga dengan tahun ke empat. ”

“Lalu pada tahun ke lima sebuah tunas yang kecil muncul dari dalam tanah. Bandingkan dengan pakis, yang kelihatan begitu kecil dan sepertinya tidak berarti. Namun enam bulan kemudian, bambu ini tumbuh dengan mencapai ketinggian lebih dari 100 kaki. Dia membutuhkan waktu lima tahun untuk menumbuhkan akar-akarnya. Akar-akar itu membuat dia kuat dan memberikan apa yang dia butuhkan untuk bertahan. Aku tidak akan memberikan ciptaanku tantangan yang tidak bisa mereka tangani.”

“Tahukah engkau anakKu, dari semua waktu pergumulanmu, sebenarnya engkau sedang menumbuhkan akar-akarmu? Aku tidak menyerah terhadap bambu itu, Aku juga tidak akan pernah menyerah terhadapmu”.

Tuhan berkata, “Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain. Bambu-bambu itu memiliki tujuan yang berbeda dibandingkan dengan pakis tapi keduanya tetap membuat hutan ini menjadi lebih indah.” “Saatmu akan tiba”, Tuhan mengatakan itu kepadanya. “Engkau akan tumbuh sangat tinggi.”

“Seberapa tinggi aku harus bertumbuh Tuhan?” tanyanya. “Sampai seberapa tinggi bambu-bambu itu dapat tumbuh?” Tuhan balik bertanya. “Setinggi yang mereka mampu?” dia bertanya.
“Ya.” jawabNya “Muliakan Aku dengan pertumbuhan mu, setinggi yang engkau dapat capai.”

Lalu dia pergi meninggalkan hutan itu, menyadari bahwa Tuhan tidak akan pernah menyerah terhadapnya dan Dia juga tidak akan pernah menyerah terhadap Anda.

Jangan pernah menyesali hidup yang saat ini Anda jalani sekalipun itu hanya untuk satu hari. Hari-hari yang baik memberikan kebahagiaan, hari-hari yang kurang baik memberi pengalaman, kedua-duanya memberi arti bagi kehidupan ini. Kadang kala kita sering gagal dalam melakukan segala sesuatu, ingatlah No one is perfect, jadi janganlah menyerah dan putus asa karena kegagalan yang kita alami ibarat kita sedang menumbuhkan akar-akar yang kuat agar suatu hari dapat tumbuh setinggi-tingginya.

SEBUAH PERENUNGAN MAKNA HIDUP



Seseorang telah menuliskan kata-kata yang indah ini. Cobalah ambil sedikit untuk mengerti maknanya

1. Doa bukanlah “ban serap” yang dapat kamu keluarkan ketika dalam masalah, tapi “kemudi” yang menunjukkan arah yang tepat.

2. Kenapa kaca depan mobil sangat besar dan kaca spion begitu kecil?
Karena masa lalu kita tidak sepenting masa depan kita. Jadi, pandanglah ke depan dan majulah.

3. Pertemanan itu seperti sebuah buku.
Hanya membutuhkan waktu beberapa detik untuk membakarnya, tapi butuh waktu tahunan untuk menulisnya.

4. Semua hal dalam hidup adalah sementara.
Jika berlangsung baik, nikmatilah, karena tidak akan bertahan selamanya. Jika berlangsung salah, jangan khawatir, karena juga tidak akan bertahan lama.

5. Teman lama adalah emas! Teman baru adalah berlian!

Jika kamu mendapat sebuah berlian, jangan lupakan emas! Karena untuk mempertahankan sebuah berlian, kamu selalu memerlukan dasar emas.

6. Seringkali ketika kita hilang harapan dan berpikir ini adalah akhir dari segalanya, Tuhan tersenyum dari atas dan berkata ” Tenang sayang, itu hanyalah bengkokan, bukan akhir!

7. Ketika Tuhan memecahkan masalahmu, kamu memiliki kepercayaan pada kemampuanNya; ketika Tuhan tidak memecahkan masalahmu, Dia memiliki kepercayaan pada kemampuanmu.

8. Seorang buta bertanya pada St. Anthony : “Apakah ada yang lebih buruk daripada kehilangan penglihatan mata?” Dia menjawab : “Ya ada, kehilangan visimu!”

9. Ketika kamu berdoa untuk orang lain, Tuhan mendengarkanmu dan memberkati mereka, dan terkadang, ketika kamu aman dan happy, ingat bahwa seseorang telah mendoakanmu.

10. Khawatir tidak akan menghilangkan masalah besok, hanya akan menghilangkan kedamaian hari ini.

Jika kamu menikmati dan merasa sudah diberkati, mohon mengirimkan juga ke orang lain. Karena siapa tau akan mencerahkan hari seseorang juga..

“Berilah maka engkau akan menerima”

Abide in My Love



I love you so much my child. I love you so much that I gave my only son and sent Him to die on the cross to pave the way ahead of you. I loved you so much that even if you were the only person in this universe that needed to be saved, I would have died for you!

Be reminded this day of my never ending love for you. reminded that in me you have everything you ever need. You can go out there and work hard for me. You can go out there and complete each task I give to you, but if you are not motivated by my love, you may as well count it a loss!

My love and passion for you surpass all understanding. It cannot be grasped with the logic of your mind. It is something that will break through the hardest walls and it is a force that the enemy doesn't understand. If you stand in my love, he wants to take flight.

Come to me anew today and be refreshed and refilled with my love. Let me show you the goal ahead clearly again and let me empower you to take on the next part of your journey, says the Lord.

[Renungan] 5 Bola Kehidupan

Bayangkan hidup sebagai suatu permainan ketangkasan dimana kita harus memainkan keseimbangan 5 buah bola yang dilempar ke udara.



Bola-bola tersebut bernama : Pekerjaan, Keluarga, Kesehatan, Teman dan Spirit dan kita harus menjaga agar ke-5 bola ini seimbang di udara.

Kita akan segera mengerti bahwa ternyata “Pekerjaan” hanyalah sebuah bola karet. Jika kita menjatuhkannya maka ia akan dapat memantul kembali.

Tetapi empat bola lainnya yaitu Keluarga, Kesehatan, Teman dan Spirit terbuat dari gelas. Dan jika kita menjatuhkan salah satunya maka ia akan dapat terluka, tertandai, tergores, rusak atau bahkan hancur berkeping-keping.

Dan ingatlah mereka tidak akan pernah kembali seperti aslinya. Kita harus memahaminya benar dan berusaha keras untuk menyeimbangkannya

Bagaimana caranya?

Jangan rusak nilai kita dengan membandingkannya dengan nilai orang lain. Perbedaan yang ada diciptakan untuk membuat masing-masing diri kita special.
Jangan menganggap remeh sesuatu yang dekat di hati kita, melekatlah padanya seakan-akan ia adalah bagian yang membuat kita hidup, dimana tanpanya, hidup menjadi kurang berarti
Jangan biarkan hidup kita terpuruk di ‘masa lampau’ atau dalam mimpi masa depan. Satu hari hidup pada suatu waktu berarti hidup untuk seluruh waktu hidupmu.
Jangan menyerah ketika masih ada sesuatu yang dapat kita berikan. Tidak ada yang benar-benar kalah sampai kita berhenti berusaha.
Janganlah takut mengakui bahwa diri kita tidaklah sempurna. Ketidaksempurnaan inilah yang merupakan sulaman benang rapuh untuk mengikat kita satu sama lain.
Jangan takut menghadapi resiko. Anggaplah resiko sebagai kesempatan kita untuk belajar bagaimana menjadi berani.
Jangan berusaha untuk mengunci cinta dalam hidupmu dengan berkata “tidak mungkin saya temukan”. Cara tercepat untuk mendapatkan cinta adalah dengan memberinya, cara tercepat untuk kehilangan cinta adalah dengan menggenggamnya sekencang mungkin, dan cara terbaik untuk menjaga agar cinta tetap tumbuh adalah dengan memberinya ‘sayap’.
Jangan lupa bahwa kebutuhan emosi terbesar dari seseorang adalah kebutuhan untuk merasa dihargai.
Jangan takut untuk belajar sesuatu. Ilmu pengetahuan adalah harta karun yang selalu dapat kita bawa kemanapun tanpa membebani.

Dan akhirnya :

MASA LALU adalah SEJARAH , MASA DEPAN merupakan MISTERI dan SAAT INI adalah KARUNIA. Itulah kenapa dalam bahasa Inggris SAAT INI disebut “The Present”.