.....W E L C O M E TO M Y B L O G....

Jumat, 15 Juli 2011

Renungan harian 15 Juli 2011-Yang Ku­­kehendaki ialah belas kasihan



Jumat, 15 Juli 2011
Pekan Biasa XV
Pw St. Bonaventura, UskPujG. (P);
St. Yakobus dr Nisiba



Kel 11:10-12:14,
Mzm 116:12-13,15-16bc,17-18,
Mat 12:1-8
Bacaan Injil : Mat. 12:1–8

Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena la­par, murid-murid-Nya memetik bulir gan­dum dan memakannya. Melihat itu, ber­ka­talah orang-orang Farisi kepada-Nya: ”Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak di­per­bolehkan pada hari Sabat.”

Tetapi jawab Yesus kepada mereka: ”Tidak­kah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mere­ka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang meng­ikutinya, kecuali oleh imam-imam? Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam me­­lang­gar hukum Sabat di dalam Bait Allah, na­mun tidak ber­salah? Aku berkata kepada­mu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah. Jika me­­mang ka­mu mengerti maksud firman ini: Yang Ku­­kehendaki ialah belas kasihan dan bukan per­sembahan, tentu kamu tidak meng­h­ukum orang yang tidak bersalah. Karena Anak Manu­sia adalah Tuhan atas hari Sabat.”

Renungan
Peraturan-peraturan atau hukum-hukum dalam agama merupakan petunjuk pelaksana yang bertujuan membantu umat agar dapat lebih mudah mengungkapkan dan mewujudkan imannya dalam sikap, doa, dan perbuatan. Namun, terkadang peraturan dan hukum itu bergeser menjadi semacam penentu baik buruknya hidup keagamaan seseorang dan bahkan penentu atas dosa dan pahala.

Jika orang melakukan peraturan itu, ia merasa akan mendapat pahala nantinya, tetapi jika ia melanggar atau tidak melaksanakannya berarti ia berdosa dan risikonya mengalami penderitaan di neraka. Anggapan ini membuat hidup beragama menjadi melenceng dari yang sesungguhnya. Ibadat doa hanya menjadi pemenuhan hukum agama saja. Itulah yang dihayati orang-orang Farisi. Mereka menilai baik buruknya orang dengan ukuran pelaksanaan hukum saja. Hukum tidak dilihat sebagai sebuah sarana yang membantu orang beriman mengungkapkan dan mewujudkan iman kepercayaannya.

Jawaban Yesus dalam Injil hari ini selain bertujuan mengkritik kepicikan orang Farisi, juga mau meluruskan dan memperluas padangan tentang hukum hari Sabat. Contoh yang dikatakan Yesus memperlihatkan bahwa hukum bertujuan membantu manusia menyadari bahwa kekuasaan Tuhan jauh melebihi kekuasaan hukum.

Doa: Ya Tuhan, jadikanlah aku pelayan umat-Mu yang mengutamakan hukum cinta kasih dalam membangun hidup bersama karena hukum-Mu adalah hukum yang menyelamatkan. Jangan biarkan aku jatuh menjadi hakim yang selalu mencari kesalahan orang lain. Amin.

sumber :Ziarah Batin 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar